JENIS MEDIA DALAM KARAKTERISTIKNYA
Media pembelajaran banyak ragamnya. Raharjo (1991) menyatakan bahwa ada media yang hanya dapat di manfaatkan bila ada alat untuk menampilkannya. Ada pula yang penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang guru, tutor atau pembimbing (teacher independent). Media yang tergantung pada hadirnya guru lazim tersebut media instruksional dan bersifat “Self Contained”, maknanya: informasi belajar, contoh, tugas dan latihan serta umpan balik yang diperlakukan telah di programkan secara terintegrasi.
Rowntree mengelompokan media pengajaran menjadi lima macam dan disebut Modes, yaitu:
1. Interaksi Insani
Media ini merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. Dalam komunikasi tersebut kehadiran suatu pihak secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi perilaku lainnya. Kehadiran guru mempengaruhi perilaku siswa. Interaksi insani dapat berlangsung melalui komunikasi verbal atau non verbal. Komunikasi yang bersifat verbal memegang peranan penting terutama dalam aspek perkembangan kognitif siswa. Untuk mengembangkan segi-segi afektif, bentuk-bentuk komunikasi non verbal seperti prilaku, penampilan fisik, roman muka, gerak-gerik, sikap, dan lain-lain memegang peranan penting sebagai contoh-contoh nyata intensitas interaksi insani dalam berbagai metode mengajar tidak selalu sama. Intensitas interaksi insani dalam mengajar dengan metode ceramah lebih rendah dbandingkan dengan metode diskusi, permainan, simulasi, sosiodarma, dan lain-lain.
2. Realita
Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang-orang, bintang, benda-benda, peristiwa dan sebagainya yang diambil dari siswa. Dalam interaksi insani siswa berkomunikasi dengan orang-orang, sedangkan dalam realita orang-orang tersebut hanya menjadi objek pengamatan, objek studi siswa.
3. Pictorial
Media ini merupakan penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata atupun symbol, bergerak atau tidak, dibuat diatas kertas, film, kaset, disket dan media lainnya. Media pictoral mempunyai keuntungan karena hampir semua bentuk, ukuran, kecepatan, benda, makhluk dan peristiwa dapat disajikan dalam media ini. Penyajiannya juga dapat bervariasi dari bentuk yang paling sederhana seperti sketsa dan bagan sampai dengan yang cukup sempurna seperti film bergerak yang berwarna dan bersuara, atau bentuk-bentuk animasi yang disajikan dalam video atau komputer.
4. Simbol Tertulis
Symbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif. Ada beberapa macam bentuk media symbol tertulis seperti: buku teks, buku paket, paket program belajar, modul dan majalah-majalah. Penulisan symbol-simbol tertulis biasanya dilengkapi dengan media pictoral.
5. Rekaman Suara
Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman suara. Rekaman suara dapat disajikan secara tersendiri atau digabung dengan media pictorial. Penggunaan rekaman suara tanpa gambar dalam pengajaran bahasa cukup efektif.
Dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan”, Sudirman N (1991) membagi media pembelajaran sebagai berikut:
Penggunaan media sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, kemudahan mendapatkan media yang diperlukan, serta kemampuan guru dalam menggunakannya. Untuk mempertinggi kualitas pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media pengajaran.
Pertama, guru perlu memiliki pemehaman media pengajaran, yaitu tentang jenis dan manfaat media pengajaran, criteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat Bantu mengajar, dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru harus trampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, media tiga dimensi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses-proses pengajaran.
Apabila penggunaan media sebagai alat pengajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain diluar media pengajaran.
Sejalan dengna perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Media pembelajaran banyak ragamnya. Raharjo (1991) menyatakan bahwa ada media yang hanya dapat di manfaatkan bila ada alat untuk menampilkannya. Ada pula yang penggunaannya tergantung pada hadirnya seorang guru, tutor atau pembimbing (teacher independent). Media yang tergantung pada hadirnya guru lazim tersebut media instruksional dan bersifat “Self Contained”, maknanya: informasi belajar, contoh, tugas dan latihan serta umpan balik yang diperlakukan telah di programkan secara terintegrasi.
Rowntree mengelompokan media pengajaran menjadi lima macam dan disebut Modes, yaitu:
1. Interaksi Insani
Media ini merupakan komunikasi langsung antara dua orang atau lebih. Dalam komunikasi tersebut kehadiran suatu pihak secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi perilaku lainnya. Kehadiran guru mempengaruhi perilaku siswa. Interaksi insani dapat berlangsung melalui komunikasi verbal atau non verbal. Komunikasi yang bersifat verbal memegang peranan penting terutama dalam aspek perkembangan kognitif siswa. Untuk mengembangkan segi-segi afektif, bentuk-bentuk komunikasi non verbal seperti prilaku, penampilan fisik, roman muka, gerak-gerik, sikap, dan lain-lain memegang peranan penting sebagai contoh-contoh nyata intensitas interaksi insani dalam berbagai metode mengajar tidak selalu sama. Intensitas interaksi insani dalam mengajar dengan metode ceramah lebih rendah dbandingkan dengan metode diskusi, permainan, simulasi, sosiodarma, dan lain-lain.
2. Realita
Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang-orang, bintang, benda-benda, peristiwa dan sebagainya yang diambil dari siswa. Dalam interaksi insani siswa berkomunikasi dengan orang-orang, sedangkan dalam realita orang-orang tersebut hanya menjadi objek pengamatan, objek studi siswa.
3. Pictorial
Media ini merupakan penyajian berbagai bentuk variasi gambar dan diagram nyata atupun symbol, bergerak atau tidak, dibuat diatas kertas, film, kaset, disket dan media lainnya. Media pictoral mempunyai keuntungan karena hampir semua bentuk, ukuran, kecepatan, benda, makhluk dan peristiwa dapat disajikan dalam media ini. Penyajiannya juga dapat bervariasi dari bentuk yang paling sederhana seperti sketsa dan bagan sampai dengan yang cukup sempurna seperti film bergerak yang berwarna dan bersuara, atau bentuk-bentuk animasi yang disajikan dalam video atau komputer.
4. Simbol Tertulis
Symbol tertulis merupakan media penyajian informasi yang paling umum, tetapi tetap efektif. Ada beberapa macam bentuk media symbol tertulis seperti: buku teks, buku paket, paket program belajar, modul dan majalah-majalah. Penulisan symbol-simbol tertulis biasanya dilengkapi dengan media pictoral.
5. Rekaman Suara
Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada anak dalam bentuk rekaman suara. Rekaman suara dapat disajikan secara tersendiri atau digabung dengan media pictorial. Penggunaan rekaman suara tanpa gambar dalam pengajaran bahasa cukup efektif.
Dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Pendidikan”, Sudirman N (1991) membagi media pembelajaran sebagai berikut:
- Media Auditif
- Media Visual
- Media Audio Visual
Penggunaan media sangat bergantung kepada tujuan pengajaran, kemudahan mendapatkan media yang diperlukan, serta kemampuan guru dalam menggunakannya. Untuk mempertinggi kualitas pengajaran, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru dalam menggunakan media pengajaran.
Pertama, guru perlu memiliki pemehaman media pengajaran, yaitu tentang jenis dan manfaat media pengajaran, criteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media sebagai alat Bantu mengajar, dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, guru harus trampil membuat media pengajaran sederhana untuk keperluan pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, media tiga dimensi, dan media proyeksi. Ketiga, pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses-proses pengajaran.
Apabila penggunaan media sebagai alat pengajaran tidak mempengaruhi proses dan kualitas pengajaran, sebaiknya guru tidak memaksakan penggunaannya, dan perlu mencari usaha lain diluar media pengajaran.
Sejalan dengna perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut multi media. Contoh: dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.